Sabtu, Mei 23

Hari Kaki Lima




Pagi ini 23 Mei, sambil nunggu anak sekolah, kulangkahkan kaki menuju alun alun barat kota serang, itung itung mainan internet karena berdasar informasi disana ada hot spot.., tapi setelah mencoba berkali kali sampai baterai udah mau habis, ternyata ditak ada coneksi yang bisa terdeteksi…, ya sudahlah kumatikan lagi laptopku…
Kuberjalan diantara barisan kaki lima yang memang lumayan banyak berderet dipinggir alun alun.., berbagai dagangan yang mereka tawarkan…., dari makanan…, pakaian…, sampai mainan anak anak…, Kuambil satu tempat duduk dan mulai memesan kupat tahu.., makanan khas serang. Sambil menikmati santapan tersebut, kulihat di meja sebelah berkumpul beberapa pedagan kaki lima.., mereka rupanya sedang melakukan rapat kecil…, dari sedikit yang saya dengar rupanya mereka baru membicarakan tentang operasi penertiban kaki lima oleh aparat Satpol PP, yang kadang mereka rasakan tidaklah manusiawi…, maen angkut…,bahkan kadang maen fisik.., mereka juga membicarakan kejadian di Surabaya dan di lampung dimana dari kejadian operasi penertiban pedagang kaki lima oleh satpol PP, telah memakan korban seorang anak kecil…, sampai sampai merka mengusulkan anak tersebut dijadikan pahlawan kaki lima dan hari itu dijadikan hari kaki lima dan dijadikan hari libur nasional…. ( mungkin ngga ya…?)

Kalo kita perhatikan…, dalam kondisi sekarang ini, dimana mana muncul toko toko retail telah menjamur sampai tingkat kelurahan…, trus dimana lagi pasar buat para pedagang kaki lima…, ato dibalik…, kemana lagi para pembeli pembeli yang dengan catatan tidak bisa belanja ke toko toko besar karena memang keterbatasan kemampuan ,mungkin pilihan mereka hanyalah pedagang kaki lima, jadi tidak bisa diingkari bahwa keberadaan mereka masihlah diperlukan untuk kalangan tertentu…
Memang kalo membicarakan keberadaan kaki lima kita selalu dihadapkan pada pilihan yang dilematis … dilihat dari sisi kemanusiaan mereka mempunyai hak untuk mencari nafkah…, tapi kalau dilihat dari sisi kerapihan… kebersihan dan keindahan.., keberadaan mereka sangatlah mengganggu pandangan…. Bagaimana dengan Aparat Satpol PP sendiri, mereka selalu menggunakan dalih "menjalankan Tugas", tetapi apakah menjalankan tugas, mereka boleh dengan secara arogan dan terkesan semena mena terhadap para pedagang?
maka tak heran kalo sering kita jumpai pemandangan layaknya permainan kucing kucingan antara para pedagang dengan Satpol PP…, seprti tikus dan kucing…, kucing datang…, tikus melarikan diri…, kucing menghilang tikus pada berkeliaran lagi…

0 komentar:

Posting Komentar